Jika berbicara tentang
ketidaksuburan, umumnya pihak yang menjadi fokus adalah pihak perempuan.
Padahal masalah kesuburan juga bisa menimpa pria, lho. Bahkan persentase
masalah ini bisa mencapai 50 % pada pihak pria.
Ketidaksuburan yang
dialami pria umumnya memiliki pokok permasalahan pada jumlah kuantitas sperma
yang diproduksi, ketidaknormalan fungsi sperma, penyakit, trauma atau cedera
pada organ reproduksi, terganggunya jalur keluar sperma, serta problem
kesehatan reproduksi lainnya.
Meski banyak yang
memahami bahwa kasus ketidaksuburan mayoritas disebabkan oleh kualitas dan
kuantitas sperma. Ternyata tidak banyak yang tahu jika masalah gaya hidup dan
kesehatan pria berperan besar dalam menentukan masalah kesehatan reproduksi
ini.
1. Merokok
Bukan rahasia umum
lagi jika merokok bisa memperburuk kondisi kesehatan. Termasuk juga masalah
kesuburan pria. Hasil riset di tahun 2016 menunjukkan bahwa sperma perokok
telah merusak DNA dan tidak bisa diperbaiki. Hal ini tentu merugikan karena
membatasi peluang untuk memperoleh keturunan yang sehat dan berkualitas.
2. Mengkonsumsi Alkohol
Kesuburan dan
kesehatan reproduksi pria juga dipengaruhi oleh faktor gaya hidup termasuk
kegemaran mengkonsumsi alkohol. Menurut penelitian, alkohol berpengaruh dalam
mengurangi kualitas sperma dan membuat pria menjadi tidak subur. Semakin banyak
jumlah alkohol yang diminum per minggu, semakin buruk kualitas sperma.
3. Memakai Pakaian yang Terlalu Ketat
Meski terlihat sepele,
penggunaan pakaian ternyata juga berpengaruh pada kualitas sperma. Pria yang
sering mengenakan celana terlalu ketat dan tidak menyerap keringat justru bisa
mengalami penurunan kualitas sperma. Hal ini karena kain yang menyebabkan panas
yang membuat testis menghasilkan sperma yang lebih sedikit dan bisa menimbulkan
masalah kesuburan. Solusinya? Gunakan saja celana yang longgar dan nyaman,
terutama yang mempunyai sirkulasi udara yang baik.
4. Obesitas
Makanan berlemak,
berkalori, dan cepat saji bisa menimbulkan masalah obesitas. Obesitas sendiri
menjadi faktor penyebab masalah kesehatan termasuk kesehatan reproduksi dan
kesuburan. Pria gemuk obesitas dengan indeks BMI lebih dari 30 memiliki kadar
sperma yang lebih rendah dibandingkan pria dengan indeks BMI normal
(18,5-24,5). Selain bermasalah dengan jumlah sperma, pria obesitas juga
berpotensi menghasilkan sperma dengan kerusakan DNA. Jadi, mulai sekarang atur
pola makanan dengan menu yang sehat dan bernutrisi,serta menjauhi makanan cepat
saji yang tak sehat.
5. Memangku Laptop Terlalu Lama atau Menyimpan HP di Saku Celana
Gaya hidup masa kini
dengan seringnya pria bekerja sambil duduk berjam-jam sambil melipat kaki
terlalu lama di depan laptop, ternyata bisa membahayakan kesuburan pria.
Apalagi jika pria sering memangku laptop untuk mengerjakan tugasnya. Apa bahaya
kegiatan ini? Paparan panas ekstrim dari laptop bisa merusak testis dan
mengurangi kualitas semen. Studi terbaru bahkan menunjukkan bahwa dampak laptop
bisa mengganggu sperma dan merusak DNA. Hal yang sama juga terjadi jika pria
menyimpan seluler di kantong celana. Jadi sebaiknya kamu perlu berhati-hati
menyimpan seluler, letakkan di dalam tas untuk lebih aman.
6. Menjalani latihan olah raga yang terlalu keras dan terlalu sering
Keinginan memiliki
tubuh ideal dan berotot bukan berarti harus melakukan olah raga berat setiap
hari dengan berlebihan. Menurut ahli, kebiasaan olah raga terlalu keras bisa
mendorong naiknya hormon stres yakni kortisol, menurunkan jumlah sperma dan
membuatnya kualitas testosteron menjadi buruk. Bagi pria, olah raga yang tepat
adalah menjalani rutinitas latihan seperti kardio dengan durasi 2 jam setiap
2-3 kali seminggu. Olah raga yang tepat bisa membantu kualitas dan kuantitas
sperma lebih baik.
7. Rentan mengalami stres dan emosi
Tahukah kamu, stres
juga bisa membuat sperma menjadi berkualitas rendah. Kadar stres pada pria
sebisa mungkin harus diturunkan jika ingin mendapatkan keturunan. Pria yang
bahagia cenderung lebih mudah mendapat anak karena sperma yang dihasilkan juga
berkualitas.
8. Penggunaan obat atau suplemen tertentu
Obat-obatan ternyata
memberi pengaruh pada kesuburan. Beberapa jenis obat baik obat yang diresepkan
dokter, antibiotik, obat tekanan darah, atau bahan kimia yang terpapar timbal
dan merkuri bisa membahayakan sperma.
Bahkan beberapa jenis
antidepresan juga bisa mengakibatkan masalah kesehatan reproduksi yang
berdampak pada disfungsi ereksi. Jadi, berhati-hati sebelum mengonsumsi obat
dan bertanya pada dokter terkait obat-obatan tersebut.
Tak pernah ada kata terlambat
untuk memperbaiki kualitas sperma. Setiap sperma membutuhkan waktu untuk matang
dalam 74 hari. Sehingga jika kamu ingin mendapatkan sperma yang berkualitas,
kamu perlu konsisten menjalani gaya hidup sehat selama 3 bulan untuk
meningkatkan peluang memiliki sperma yang bagus sebelum konsepsi.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: